Sebelum menuju Topik utama , disini saya akan jelasin dulu
Apa itu Transparent
Bridge dan Bridge itu sendiri
(+) Transparent bridge
Mikrotik dapat digunakan untuk menembak atau menangkap sinyal WIFI dari tempat
lain dengan jarak tertentu.
Sedangkan Bridge
memiliki kemampuan untuk keputusan perelaian/perutean sebuah frame berada dalam
bridge itu sendiri, sehingga
transparan terhadap stasiun-stasiun yang berkomunikasi ,
sehingga disebut juga Transparent bridge. Penggunaan transparent bridge
pada Wireless P2P Mikrotik dapat dilakukan dengan beberapa
mode Wireless yg berbeda pada Host (akses poin) dan klien (station).
Ada beberapa mode Wireless yang dapat digunakan untuk
membangun Wireless Transparent Bridge Mikrotik. Berikut diantaranya:
1. Mode Bridge - Station + EoIP
Wireless P2P pada Mikrotik menggunakan mode Bridge pada
Access Point dan mode Station pada client. Station adalah mode standar
untuk klien Access point yang tidak mendukung L2 Bridging .
Penggunaan bridge dengan mode ini tidak akan memberikan hasil yang
diharapkan . Di sisi lain mode ini dapat dianggap paling
efisien dan karenanya harus digunakan jika tidak menggunakan L2 bridging pada
station. Keuntungan
menggunakan mode ini adalah dapat digunakan di semua protokol nirkabel,
sehingga bisa dipadukan utk membangun jaringan
wireless P2P Mikrotik dengan cara memadukan mode ini dengan
fitur EoIP.
(+)EoIP (Ethernet over Internet Protocol
Tunneling adalah protokol Mikrotik RouterOS yg membuat
ethernet tunnel (terowongan ethernet) antara dua router pada koneksi IP.
EoIP Tunnel adalah protokol Ethernet sejati yg dikemas pada
tingkat IP sehingga menggunakan semacam terowongan antara Access Point
dan Station , sehihngga dapat mengirimkan Frame ethernet
penuh
Mode ini menyajikan antarmuka virtual disetiap perangkat AP
& Station yg dijembatani bersama utk membuat transparent bridge pada
sambungan nirkabel. Interface Ether dan EoIP di-bridge dan
interfaces WLAN pada kedua router diberi Alamat IP lokal satu segmen
utk menghubungkann keduanya melalui protokol EoIP. Berikut
gambar Station – EoIP
2.Mode Bridge - Station WDS
WDS adalah mode Station yang mendukung fitur Wireless
Distribution System dan L2 Bridging. Wireless Distribution System (wds)
adalah sistem yang memungkinkan interkoneksi nirkabel AP
pada jaringan IEEE 802.11 Hal ini memungkinkan jarinngan nirkabel
yang akan diperluas menggunakan beberapa jalur akses tanpa
memerlukan backbone kabel untuk menghubungkannya seperti yang diperlukan
secara konvensional . keuntungan utama dari WDS atas solusi
lain adalah bahwa WDS mempertahankan alamat MAC dari frame klien di
seluruh koneksi antar Access Point.
Keuntungan pada mode ini dengan membuat interface WDS pada
AP baik WDS statis maupun WDS dinamis . kemudian pada Access point
interface WDS di-bridge dengan Ether, sedangkan pada klien
interfaces WLAN di-bridge dengan Ether. Namun penggunaan WDS pada
wireless P2P memiliki beberapa kelemahan yaitu jika koneksi
terputus waktu/delay utk kembali terkoneksi lebih lama dan hanya
bisa digunakan di RouterOS sehingga tidak mendukung
perangkat Mikrotik. Berikut gambar Mode Bridge Station WDS
3. Mode Bridge – Bridge Pada mode ini kedua Mikrotik
digunakan sebagai AP dengan mode Bridge. Wireless Distribution System (WDS)
digunakan untuk membuat komunikasi nirkabel antara kedua AP.
Sehingga secara umum hampir sama seperti mode Bridge – Station WDS
hanya saja dalam mode ini kedua Mikrotik diset sebagai
Bridge. Dengan demikian kedua Mikrotik memancarkan sinyal sebagai AP dengan
SSID, band, dan
frekuensi yang sama supaya bisa saling terhubung melalui WDS Link. Karena
menggunakan WDS, maka mode ini hanya dapat
digunakan antar
perangkat Mikrotik. Konfigurasi mode ini dilakukan dengan membuat interface WDS
dan mengaktifkan fitur WDS pada kedua AP
. Kemudian interface WDS dan Ether di-bridge. Berikut gambar Bridge mode
4. Mode Bridge – Station Pseudobridge Station Pseudobridge
yaitu mode station yang mendukung L2 Bridging namun hanya satu mac-addresss
saja
yang bisa aktif di
belakang AP, jadi hanya bisa untuk satu klien saja. Mode ini dapat digunakan
pada semua protokol kecuali Nv2 dan sedapat
mungkin dihindari
penggunaannya. Mode ini bisa digunakan jika AP tidak mendukung mode yang lebih
baik untuk L2 bridging (misalnya ketika
non-RouterOS AP yang digunakan) atau jika hanya satu
perangkat harus terhubung ke jaringan melalui perangkat stasiun. Konfigurasi
mode ini
dilakukan dengan memilih mode Station-pseudobridge pada
klien. Kemudian interface Wlan dan Ether di-bridge pada AP dan stasiun.
Konfigurasi
Wireless Bridge Mikrotik mode Bridge – Station Pseudobridge.
Berikut gambarnya
5. Mode Bridge – Station Bridge Mode
Station Bridge hanya
dapat digunakan pada perangkat dengan sistem operasi RouterOS. Mode ini
menyediakan dukungan untuk L2 bridging pada perangkat stasiun.
Mode ini adalah hak milik MikroTik dan tidak dapat digunakan
untuk menghubungkan perangkat merek lain. Mode ini aman digunakan untuk L2
bridging
dan harus digunakan bila ada alasan yang cukup untuk tidak
menggunakan mode station-wds. Hal ini relatif stabil, tetapi menambahkan cpu
dan overhead
memori untuk paket forwarding, dan tidak seefisien jika
tidak menggunakan bridge sama sekali. Konfigurasi mode ini hampir sama seperti
mode Bridge – Station
Pseudobridge, hanya mode pada klien saja yang dirubah ke
Station Bridge, seperti yang terlihat pada Gambar berikut : Keempat mode
tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tidak semua
protokol nirkabel mendukung mode tersebut, sehingga ada mode yang tidak bisa
digunakan dengan perangkat selain Mikrotik.
Sekian penjelasan tentang Wireless Transparent Bridge. Bila
ada yang perlu ditanyakan silahkan berkomentar dibawah :D saya juga belum ahli
sih tapi baru belajar
Jadi kalo ada yang perlu ditanyakan ya kita belajar bersama
:D . Artikel ini dibuat dari berbagai sumber
Mikrotikindo.blogspot.com . Terima
kasih
0 komentar:
Posting Komentar